Berita industri
"Ikrar Kecantikan Berkelanjutan" L'Oreal: Semua Kuas Menggunakan Bulu Daur Ulang pada tahun 2027
- 695 tampilan
- 2025-10-27 01:31:56
Ikrar Kecantikan Berkelanjutan L'Oreal: Transisi ke 100% Bulu Sikat Daur Ulang pada tahun 2027
Dalam sebuah langkah untuk membentuk kembali lanskap keberlanjutan industri kosmetik, L’Oreal, perusahaan kecantikan terbesar di dunia, baru-baru ini mengumumkan “Sustainable Beauty Pledge,” yang berjanji untuk mengubah semua kuas riasannya menjadi 100% bulu daur ulang pada tahun 2027. Komitmen ini menandai langkah maju yang signifikan dalam tujuan lingkungan yang lebih luas dari merek tersebut, selaras dengan meningkatnya permintaan konsumen akan produk kecantikan ramah lingkungan dan upaya global untuk mengurangi sampah plastik.
Harapan konsumen terhadap keberlanjutan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Survei Nielsen pada tahun 2023 menemukan bahwa 73% konsumen global bersedia membayar lebih untuk produk dari merek yang berkomitmen terhadap tanggung jawab lingkungan, dengan Gen Z dan generasi milenial memimpin perubahan ini. Bagi L’Oreal, yang melayani lebih dari 2,5 miliar konsumen di seluruh dunia, janji ini bukan sekadar pilihan etis namun juga respons strategis terhadap tuntutan pasar yang terus berkembang.

Namun, peralihan ke bulu sikat daur ulang bukannya tanpa kendala teknis. Bulu kuas riasan tradisional biasanya terbuat dari nilon atau poliester murni, dihargai karena kelembutan, daya tahan, dan kemampuannya menahan pigmen. Bahan daur ulang, yang sering kali bersumber dari sampah plastik pasca-konsumen seperti botol air atau sisa tekstil, memerlukan pemrosesan lanjutan untuk memenuhi standar kinerja ini. Tim Litbang L’Oreal berfokus pada optimalisasi teknologi daur ulang—seperti depolimerisasi dan pemintalan lelehan—untuk memastikan bulu sikat daur ulang sesuai, atau bahkan melebihi, kualitas bulu sikat asli. Pengujian awal menunjukkan hasil yang menjanjikan: bulu sikat berbahan dasar PET yang didaur ulang telah menunjukkan 95% kelembutan dan 90% kapasitas retensi pigmen dibandingkan bahan tradisional, menurut laporan internal L’Oreal.
Sebagai pemimpin industri, janji L’Oreal kemungkinan akan menjadi preseden bagi para pesaing. Merek seperti Estée Lauder dan Shiseido telah meluncurkan lini produk ramah lingkungan secara terbatas, namun transisi skala penuh yang dilakukan L’Oreal dapat menekan seluruh rantai pasokan untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Efek domino ini dapat mempercepat inovasi dalam bahan daur ulang, mulai dari bulu sikat hingga kemasan, sehingga menciptakan ekonomi kecantikan yang lebih sirkular.
Tantangan utamanya mencakup peningkatan rantai pasokan bahan daur ulang dan pengelolaan biaya. Plastik daur ulang saat ini hanya menyumbang 10% dari produksi plastik global, dan sumber bahan baku berkualitas tinggi yang konsisten masih menjadi kendala. L’Oreal bertujuan untuk mengatasi hal ini dengan bermitra dengan fasilitas daur ulang dan berinvestasi dalam teknologi daur ulang bahan kimia, yang dapat memproses plastik yang sulit didaur ulang menjadi bahan mentah yang dapat digunakan. Selain itu, merek ini mengedukasi konsumen tentang keamanan dan kemanjuran bulu sikat daur ulang melalui kampanye transparansi, membagikan hasil pengujian tentang kelembutan bulu sikat, retensi warna, dan umur panjang.

Reaksi awal dari konsumen dan pakar industri positif. Influencer kecantikan dan blogger yang sadar lingkungan memuji langkah ini, menyoroti potensinya dalam mengurangi 120 miliar unit kemasan yang dihasilkan industri kecantikan setiap tahunnya. Bagi L’Oreal, janji ini dapat memperkuat loyalitas merek: studi tahun 2022 yang dilakukan oleh GlobeScan menemukan bahwa 64% konsumen lebih memilih merek dengan komitmen keberlanjutan yang jelas, dan 45% akan beralih ke pesaing untuk memilih opsi yang lebih ramah lingkungan.
Pada tahun 2027, sikat bulu daur ulang L’Oreal dapat menjadi tolok ukur kecantikan berkelanjutan, membuktikan bahwa tanggung jawab terhadap lingkungan dan kinerja produk dapat hidup berdampingan. Saat merek ini menghadapi tantangan teknis dan rantai pasokan, perjalanannya menawarkan wawasan berharga bagi industri—keberlanjutan tidak lagi menjadi pilihan, melainkan landasan inovasi kecantikan modern.
