Berita industri
Influencer TikTok Mempromosikan "Sikat Tanpa Limbah": Bulu yang Terbuat dari Jaring Ikan Daur Ulang
- 663 Tampilan
- 2025-11-11 01:31:02
Influencer TikTok Mendorong Tren Kecantikan Tanpa Sampah dengan Kuas Rias yang Terbuat dari Jaring Ikan Daur Ulang
Di dunia kecantikan yang bergerak cepat, keberlanjutan telah muncul lebih dari sekedar kata kunci—ini adalah sebuah gerakan yang membentuk kembali pilihan konsumen. Di garis depan perubahan ini? Kuas riasan tanpa limbah, dengan bulu yang dibuat dari jaring ikan daur ulang, dan para influencer TikTok memimpin upaya untuk menjadikannya kuas yang wajib dimiliki.
Konsepnya sederhana namun revolusioner: alih-alih mengandalkan plastik murni, merek-merek beralih ke limbah yang dibuang ke laut. Jaring ikan yang dibuang, yang merupakan penyumbang utama polusi laut (menurut Ocean Conservancy, bertanggung jawab atas 10% plastik di lautan), dikumpulkan dari masyarakat pesisir, dibersihkan, dan diubah menjadi bulu yang lembut dan tahan lama. Prosesnya melibatkan pencacahan jaring menjadi serpihan, peleburan, dan ekstrusi filamen halus—menghasilkan bulu yang menyaingi bulu sintetis tradisional dalam hal kelembutan dan daya tarik, tanpa dampak buruk terhadap lingkungan.
Masuklah TikTok, raksasa media sosial tempat tren lahir dalam semalam. Influencer kecantikan, dengan kemampuannya memadukan keaslian dan keahlian, berperan penting dalam mempopulerkan alat ramah lingkungan ini. Video berdurasi pendek menampilkan proses unboxing, pengujian contoh, dan gambaran di balik layar perjalanan “net-to-bristle”. Contohnya @EcoBeautyGuru, yang klip berdurasi 60 detiknya membandingkan sikat jaring daur ulang dengan sikat konvensional telah ditonton sebanyak 2,3 juta kali: “Ini sama halusnya dengan sikat mewah saya, tapi saya tidak merasa bersalah karena sampah plastik,” katanya sambil menunjukkan bulu sikatnya dari dekat. Kreator lainnya, @SustainableGlow, bermitra dengan merek kuas untuk meluncurkan tantangan NetZeroBrush, yang mendorong pengikutnya untuk berbagi rutinitas kecantikan berkelanjutan mereka; hashtag sekarang memiliki 15 juta postingan.

Daya tariknya melampaui estetika. Bagi konsumen yang sadar lingkungan—72% di antaranya memprioritaskan keberlanjutan saat berbelanja, menurut Nielsen—sikat ini menceritakan kisah tentang dampak. Setiap sikat mengalihkan sekitar 0,5 kg jaring ikan dari lautan, mencegah bahaya terhadap kehidupan laut seperti penyu dan lumba-lumba yang terjerat dalam puing-puing. Merek-merek menyoroti hal ini dalam pesan mereka: “Satu sikat = menyelamatkan 5 meter persegi lautan,” demikian bunyi tagline dari produsen terkemuka, didukung oleh data jejak karbon yang menunjukkan emisi 30% lebih rendah dibandingkan produksi standar.
Respon pasar sangat luar biasa. Merek melaporkan pertumbuhan penjualan triwulanan sebesar 300% untuk produk bulu sikat daur ulang, dengan lalu lintas TikTok mendorong 65% klik situs web. “Pembeli yang lebih muda tidak hanya membeli alat—mereka juga membeli sebuah misi,” kata seorang analis industri kecantikan. “Influencer menjadikan misi tersebut relevan, mengubah ‘berkelanjutan’ dari istilah yang tidak jelas menjadi sesuatu yang nyata dan dapat Anda pegang.”
Ketika TikTok terus mengaburkan batas antara perdagangan dan perdagangan, zero-waste brush lebih dari sekadar tren—ini adalah tanda masa depan. Dengan menggabungkan inovasi, pengaruh, dan tindakan terhadap lingkungan, mereka membuktikan kecantikan dapat bermanfaat bagi kulit dan bumi. Dan dengan para influencer yang memimpin pembicaraan, pesan yang ingin disampaikan menjadi jelas: keberlanjutan bukan lagi sebuah pilihan—ini adalah standar baru.
