Sejak:2001

Kampanye "Kecantikan Berkelanjutan" di Brasil: Merek Kuas Mempromosikan Program Daur Ulang Bulu

  • 718 Tampilan
  • 2025-11-19 01:32:01

Gerakan Kecantikan Berkelanjutan di Brasil: Merek Sikat Ujung Tombak Daur Ulang Bulu untuk Mendefinisikan Ulang Kosmetik Sadar Lingkungan

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kecantikan Brasil telah menjadi kekuatan global, dengan pertumbuhan pasar yang melampaui banyak kawasan—data tahun 2023 dari Euromonitor menyoroti ekspansi sebesar 12% dari tahun ke tahun, didorong oleh populasi muda yang menyukai kecantikan dan meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan. Namun, lonjakan ini terjadi bersamaan dengan perubahan penting: konsumen Brasil tidak lagi hanya memprioritaskan kemanjuran atau keterjangkauan; keberlanjutan telah menjadi hal yang tidak dapat dinegosiasikan. Ikutilah "Kampanye Kecantikan Berkelanjutan", sebuah gerakan akar rumput hingga industri yang mendorong merek untuk memikirkan kembali siklus hidup produk—dimulai dengan satu komponen yang sering diabaikan: bulu kuas riasan.

Kuas riasan tradisional, yang merupakan kebutuhan pokok 85% rumah tangga di Brasil (berdasarkan survei Nielsen tahun 2023), telah lama menimbulkan tantangan lingkungan. Sebagian besar bulu sikat terbuat dari bahan dasar minyak bumi (nilon), yang membutuhkan waktu lebih dari 450 tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah, atau bulu hewan (misalnya tupai, kambing), sehingga meningkatkan kekhawatiran etika dan berkontribusi terhadap praktik penggembalaan yang terkait dengan deforestasi. Dengan perkiraan 10 juta kuas yang dibuang setiap tahunnya di Brasil saja, sektor kecantikan harus menghadapi tantangan: berinovasi atau berisiko mengasingkan 72% konsumen yang kini memeriksa kredensial lingkungan sebelum membeli (Brazilian Beauty Consumer Report, 2023).

Brazil’s

Ikuti program daur ulang bulu sikat—solusi baru yang dipimpin oleh merek sikat Brasil yang berpikiran maju. Inisiatif-inisiatif ini menata ulang siklus hidup sikat secara menyeluruh, mulai dari sumber bahan hingga pembuangan pasca-konsumen. Pada intinya, mereka mengatasi dua kesenjangan: mengalihkan sampah dari tempat pembuangan sampah dan mendidik konsumen tentang “sirkularitas kecantikan.”

Misalnya merek VerdePincel yang berbasis di Rio de Janeiro, pelopor dalam bidang ini. Diluncurkan pada tahun 2021, program "Recicla & Renova" (Recycle & Renew) mereka bermitra dengan 40+ pengecer kecantikan di seluruh Brasil, termasuk jaringan besar seperti Sephora Brazil dan butik lokal, untuk menyediakan tempat sampah untuk kuas bekas. Konsumen yang mendaur ulang menerima kupon 20% untuk eco-line VerdePincel, yang menggunakan 30% nilon daur ulang pada bulunya. Proses daur ulangnya sangat ketat: sikat yang dikumpulkan disortir berdasarkan bahan (nilon vs. bulu hewan), dibersihkan, dan diproses. Bulu nilon diparut, dilebur, dan diubah menjadi serat bulu baru, sedangkan bulu hewan—setelah disanitasi—diubah menjadi kerajinan tangan atau mulsa taman yang dapat dibuat kompos. Pada tahun 2023, program ini telah mengalihkan 3,2 ton limbah, setara dengan menghemat 12.000 liter minyak mentah (bahan baku utama nilon murni).

Brazil’s

Hal menonjol lainnya adalah Pincéis Sustentáveis, sebuah startup di São Paulo yang menggunakan pendekatan berbasis komunitas. Menyadari bahwa banyak konsumen berpendapatan rendah tidak memiliki akses ke toko eceran, mereka bermitra dengan LSM lokal untuk menyelenggarakan "Pameran Kecantikan Ramah Lingkungan" bulanan di favela, di mana penduduk dapat menukarkan kuas bekas dengan sampel gratis atau voucher diskon. “Kami tidak hanya mendaur ulang—kami mendemokratisasi keberlanjutan,” kata pendiri Maria Almeida. “Seorang ibu di Rocinha tidak harus memilih antara anggarannya dan planet ini.” Model ini telah meningkatkan partisipasi: pada tahun 2023, 60% dari 回收量 (volume daur ulang) mereka berasal dari acara komunitas ini, menjangkau demografi yang sering kali tidak dilibatkan dalam inisiatif ramah lingkungan.

Program-program ini tidak hanya berdampak terhadap lingkungan—tetapi juga mengubah perilaku konsumen. Survei yang dilakukan VerdePincel pada tahun 2023 menemukan bahwa 82% peserta melaporkan bahwa mereka menjadi lebih sadar akan limbah produk, dan 70% kini meneliti praktik keberlanjutan suatu merek sebelum membeli. "Efek lingkaran" ini mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk bertindak: pada tahun 2023, L’Oréal Brazil mengumumkan program percontohan daur ulang bulu sikat dalam kemitraan dengan VerdePincel, yang menandakan adopsi arus utama.

Ke depan, tantangan masih ada. Meningkatkan infrastruktur daur ulang—terutama di wilayah pedesaan Brasil yang luas—dan menstandardisasi pemrosesan bahan merupakan tantangan utama. Namun dengan meningkatnya permintaan konsumen (penelusuran Google untuk "kuas riasan ramah lingkungan Brasil" meningkat 180% pada tahun 2023) dan dukungan pemerintah (Pakta Keberlanjutan Kecantikan Nasional tahun 2024 menawarkan insentif pajak untuk inisiatif ramah lingkungan), masa depan sangatlah menjanjikan.

Brazil’s

Kampanye kecantikan berkelanjutan di Brasil bukan hanya tentang kuas—ini adalah cetak biru bagaimana industri kecantikan dapat mengubah limbah menjadi peluang. Seperti yang dikatakan Almeida: "Setiap bulu sikat yang didaur ulang adalah sebuah langkah menuju rutinitas kecantikan yang mencintai planet ini sama seperti ia mencintai kulit Anda."

Berbagi Sosial